Kereta cepat kini dikenal sebagai simbol modernisasi transportasi di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Keberadaannya menandai kemajuan dalam mobilitas antarkota yang cepat dan efisien, memungkinkan perjalanan jauh dalam waktu singkat.
Namun, konsep kereta cepat sebenarnya telah ada jauh sebelum modernisasi, dan perjalanan sejarahnya di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20. Tepatnya, pada 1 November 1929, Indonesia memperkenalkan kereta cepat pertama yang dikenal dengan nama Eendaagsche Express, yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya dengan waktu tempuh yang mengesankan.
Eendaagsche Express merupakan terobosan besar dalam sistem transportasi waktu itu, dan meskipun hanya beroperasi selama 13 tahun, kereta ini membuktikan bahwa kecepatan dan kenyamanan dalam perjalanan antarkota bisa dicapai. Namun, perjalanan kereta cepat ini dipenuhi dengan kompleksitas dan tantangan yang melatarbelakanginya.
Sejarah dan Pengantar Eendaagsche Express ke Indonesia
Sejak 1 November 1894, jalur antara Jakarta dan Surabaya sudah mulai beroperasi, tetapi perjalanan sering kali memakan waktu dua hari. Penumpang harus bersabar menghadapi transmisi antar gerbong dengan waktu tunggu yang lama, terutama karena larangan perjalanan malam hari. Hal ini menciptakan kebutuhan yang mendesak akan moda transportasi yang lebih efisien dan cepat.
Staatsspoorwegen (SS), salah satu perusahaan kereta api, melihat peluang ini. Di tahun 1920-an, mereka mulai merancang konsep baru untuk menghadirkan layanan kereta cepat, berusaha memanfaatkan keahlian terbaru dalam teknologi transportasi. Upaya ini terlahir dari kebutuhan untuk membuktikan keandalan perusahaan yang dikenal lamban.
Pada saat itu, SS berinvestasi besar untuk mengembangkan jalur-jalur penting yang diperlukan. Dengan menggelontorkan lebih dari 8 juta gulden, mereka berupaya menghadirkan jalur kereta Jakarta-Surabaya yang tidak hanya cepat, tetapi juga dapat diandalkan. Banyak harapan digantungkan pada proyek ambisius ini.
Akhirnya, pada 1 November 1929, kereta cepat Eendaagsche Express mulai beroperasi, menandai awal baru dalam sistem transportasi Indonesia. Kereta ini mampu menempuh jarak 827 kilometer dalam waktu 13,5 jam, sebuah pencapaian yang luar biasa untuk zamannya.
Kecepatan dan Keberhasilan Awal Eendaagsche Express
Kereta Eendaagsche Express mampu mencapai kecepatan hingga 85 km/jam, menjadikannya salah satu yang tercepat di Asia saat itu. Penumpang yang berangkat dari Jakarta pada pagi hari bisa tiba di Surabaya sebelum matahari terbenam, sebuah prestasi yang sangat mengubah cara orang berpergian.
Dalam tiga bulan pertama operasinya, Eendaagsche Express telah menempuh jarak 66.650 kilometer dan mengangkut sekitar 7.944 penumpang. Kesuksesan ini menunjukkan betapa besarnya antusiasme masyarakat terhadap moda transportasi yang lebih efisien.
Namun, jalannya kesuksesan ini tidak tanpa masalah. Terdapat diskiriminasi dalam pelayanan kereta. Penumpang dipisahkan berdasarkan status sosial dan etnis, meskipun menggunakan jalur dan gerbong yang sama. Ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kesetaraan dalam masyarakat saat itu.
Meski demikian, Eendaagsche Express tetap menjadi simbol kemajuan yang berdampak positif pada mobilitas masyarakat. Banyak perjalanan yang dipermudah berkat pengoperasian kereta ini, membuka akses antara dua kota besar dengan cepat.
Kendala dan Penutupan Eendaagsche Express
Sayangnya, keberhasilan Eendaagsche Express tidak bertahan lama. Hanya dalam waktu 13 tahun, layanan ini terpaksa ditutup pada Februari 1942 akibat perubahan politik di Indonesia. Masa pendudukan Jepang membawa konsekuensi yang signifikan bagi jaringan transportasi saat itu.
Penyebab penutupan ini juga dipengaruhi oleh kerusakan jalur akibat perang. Banyak infrastruktur yang hancur, dan dengan kondisi politik yang tidak stabil, SS tidak lagi mampu mengoperasikan layanan kereta cepat ini. Nama Eendaagsche Express perlahan-lahan terhapus dari ingatan masyarakat.
Selama masa sulit ini, perjalanan kereta kembali ke kondisi awal yang lebih lambat dan menjemukan. Kerinduan akan transportasi cepat menguat di masyarakat, menumbuhkan harapan untuk kebangkitan di masa depan. Namun, Eendaagsche Express tetap menjadi bagian penting dari sejarah transportasi di Indonesia.
Dengan tutupnya Eendaagsche Express, masyarakat mulai beradaptasi dengan realita baru yang lebih lambat, meski harapan akan kemudahan mobilitas tetap ada. Perjalanan sejarah kereta cepat di Indonesia menunjukkan bahwa setiap terobosan tidak hanya berdampak pada teknologi, tetapi juga pada dinamika sosial dan kebutuhan masyarakat.














