Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memasuki periode yang positif di triwulan III 2025. Dengan catatan pertumbuhan tahunan mencapai 5,04 persen, aspek belanja masyarakat menjadi akar dari pertumbuhan ini, menandakan kesinambungan dalam daya beli rakyat.
Konsumen berkontribusi besar dalam perekonomian, dengan konsumsi rumah tangga mendominasi Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 53,14 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin aktif dalam berbelanja, sementara para pemangku kebijakan mengamati tren ini dengan optimisme.
Moh Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, menyatakan bahwa konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak dalam perekonomian. Pertumbuhan 4,89 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah pertanda bahwa daya beli masyarakat tidak menurun meskipun terdapat tantangan global yang dihadapi.
Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Nasional
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga berperan krusial dalam meningkatkan angka PDB nasional. Dengan kontribusi sebesar 53,14 persen, sektor ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin berani dalam melakukan pengeluaran yang lebih besar.
Peningkatan belanja ini pun terlihat dari berbagai sektor, mulai dari barang kebutuhan sehari-hari hingga barang elektronik. Masyarakat menunjukkan kepercayaan terhadap kondisi ekonomi meskipun ketidakpastian global terus mengintai.
Deputi BPS juga menjelaskan bahwa ada komponen pengeluaran tertentu yang memberikan dampak signifikan dalam pertumbuhan. Misalnya, sektor makanan dan minuman serta transportasi, yang terus mengalami peningkatan seiring dengan kembalinya aktivitas sosial pasca-pandemi.
Tren Pertumbuhan Ekonomi dalam Perbandingan Tahun ke Tahun
Membandingkan triwulan III 2025 dengan triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi menunjukkan angka yang tetap positif. BPS mencatat pertumbuhan 1,43 persen, yang meskipun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, tetap sejalan dengan pola musiman.
Ini merupakan hal yang wajar, mengingat biasanya triwulan II menjadi puncak aktivitas ekonomi sebelum memasuki masa transisi. Namun, optimisme tetap tinggi karena pertumbuhan tahunan yang mencatatkan angka lebih dari 5 persen adalah indikator bahwa ekonomi sedang dalam jalur yang tepat.
Berbagai sektor jasa dan perdagangan mengalami peningkatan signifikan, di mana ini menjadi sinyal baik untuk pemulihan ekonomi ke depan. Perekonomian Indonesia terlihat stabil di tengah dinamika yang ada di dunia luar.
Proyeksi Ekonomi ke Depan: Tantangan dan Peluang
Dengan pertumbuhan yang menjanjikan, para ekonom mulai melakukan proyeksi untuk periode selanjutnya. Meskipun tantangan seperti inflasi dan risiko global tetap ada, peluang untuk pertumbuhan terus terbuka lebar.
Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat luas sangat dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan. Selain itu, investasi di sektor-sektor prioritas diprediksi menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Namun, yang paling perlu menjadi perhatian adalah bagaimana menjaga daya beli masyarakat tetap stabil. Apabila daya beli ini terus terjaga, maka perekonomian akan terus mengalami perbaikan secara berkelanjutan.














