Pengakuan kedaulatan adalah sebuah langkah penting bagi negara yang baru merdeka. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, dukungan dari berbagai negara menjadi sangat vital untuk legitimasi di mata dunia.
Untuk itu, banyak negara mulai memberikan pengakuan, sehingga menciptakan hubungan diplomatik yang lebih formal. Semua ini bertujuan untuk menarik perhatian dunia internasional terhadap perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.
Berbagai negara yang secara aktif mendukung kedaulatan Indonesia menunjukkan solidaritas dan kepentingan geopolitik mereka pada saat itu. Berikut adalah sepuluh negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, serta peran mereka dalam perjalanan sejarah bangsa ini.
Pengakuan Pertama oleh Mesir dan Peran Signifikannya
Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Pengakuan ini bermula dari perhatian masyarakat Mesir terhadap berita mengenai proklamasi kemerdekaan yang tersebar di kalangan pelajar Indonesia di Mesir.
Berita ini kemudian menyebar luas dan menjadi topik hangat di berbagai konferensi internasional. Kesamaan nasib antara Indonesia dan Mesir, sebagai negara mayoritas Muslim yang sama-sama berjuang melawan kolonialisme, menjadi dasar kuat hubungan kedua negara.
Setelah pengakuan tersebut, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Mesir pun semakin erat. Diplomasi ini memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia dalam upaya mencari dukungan internasional.
Pentingnya Dukungan Ukraina dalam Perjuangan Indonesia
Ukraina, yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet, juga memberikan dukungan krusial bagi Indonesia dengan mengakui kemerdekaannya. Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Manuilsky, menjadi suara penting yang mengungkapkan ancaman bagi kemerdekaan Indonesia di sidang PBB pada 21 Januari 1946.
Dukungan dari Ukraina menandakan bahwa tidak semua negara di Eropa berpihak pada penjajahan. Kehadiran suara Ukraina ini memberi harapan bahwa Indonesia mendapatkan pengakuan secara de jure di tingkat internasional.
Peristiwa ini dipandang sebagai tonggak sejarah yang menunjukkan bahwa perjuangan Indonesia tidak hanya didukung oleh negara di Asia, tetapi juga oleh negara dari Eropa. Ini memperkuat hubungan diplomatik dan solidaritas antara kedua negara.
Palestina: Pengakuan Sebelum Proklamasi
Palestina mencatatkan sejarah unik dengan mengakui kemerdekaan Indonesia bahkan sebelum proklamasi resmi dilakukan pada 17 Agustus 1945. Pengakuan tersebut disampaikan oleh Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, pada tahun 1944 melalui siaran radio di Berlin.
Sejak saat itu, dukungan Palestina kepada Indonesia terjalin erat, terutama dalam forum-forum internasional. Kedua bangsa saling mendukung dalam berbagai isu, termasuk mendukung Palestina dalam memperoleh status penuh di PBB.
Hubungan ini menjadi simbol solidaritas antarsesama bangsa yang pernah dijajah dan memperkuat kedudukan masing-masing di mata dunia.
India dan Rasa Solidaritas yang Mendalam
India menjadi salah satu negara yang mengakui kedaulatan Indonesia pada September 1946, dipimpin oleh Jawaharlal Nehru. Negara ini merasakan pahitnya penjajahan, yang membuatnya memahami perjuangan Indonesia.
Dalam hubungan ini, Indonesia berhasil mengirimkan bantuan makanan kepada India yang sedang dilanda kelaparan, menciptakan ikatan emosional yang kuat. Nehru, dalam balasannya, menyampaikan dukungan penuh kepada Indonesia yang cukup berarti pada saat-saat sulit.
Ethos saling membantu ini adalah bagian penting dari sejarah dua bangsa yang memiliki banyak kesamaan dalam perjalanan perjuangan mereka.
Vatikan dan Bentuk Dukungan Diplomatik
Vatikan menjadi salah satu negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, memberikan pengakuan resmi dan mendirikan misi diplomatik di Jakarta pada tahun 1947. Ini adalah langkah awal yang krusial dalam membangun hubungan bilateral antara kedua negara.
Hubungan ini diakhiri dengan formalitas penuh pada tahun 1950, dan dijalin di atas nilai-nilai umum seperti perdamaian dan keadilan sosial. Sejak saat itu, kedua negara terus menciptakan kerjasama yang baik dalam berbagai bidang.
Australia: Dukungan yang Berakar Sejak 1945
Australia mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi pada tahun 1949, tetapi dukungan non-formal telah ada sejak 1945. Dalam bentuk gerakan Black Armada, para pekerja pelabuhan di Australia melakukan boikot terhadap kapal-kapal Belanda yang terlibat dalam pendudukan kembali Indonesia.
Aksi ini dimulai pada September 1945 dan diikuti oleh pelabuhan-pelabuhan besar di Australia, menciptakan blokade terhadap kapal-kapal Belanda. Dukungan ini menunjukkan adanya solidaritas masyarakat sipil di Australia terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Arab Saudi dan Isyarat Tegas Komitmen
Arab Saudi secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada 24 November 1947, dengan Raja Abdul Aziz Al-Saud menyampaikan dukungannya. Ini adalah langkah bersejarah yang menunjukkan komitmen kingdom terhadap kedaulatan Indonesia.
Penerimaan surat pengakuan langsung oleh delegasi Indonesia menjadi simbol persahabatan yang kuat. Ucapan tegas Raja Al-Saud, “Kami tidak akan ketinggalan,” menegaskan posisi strategis Arab Saudi dalam mendukung negara yang baru merdeka tersebut.
Suriah: Dukungan di Tengah Perjuangan
Suriah menjadi salah satu negara yang aktif mendukung pengakuan kemerdekaan Indonesia pada 2 Juli 1947. Sebagai anggota Liga Arab, Suriah memiliki peran yang signifikan dalam menyuarakan dukungan bagi Indonesia di PBB.
Dukungan tersebut didasari oleh kesamaan pandangan dan pengalaman serupa dalam perjuangan melawan penjajahan. Ini memperkuat hubungan diplomatik antara kedua negara yang terus berlanjut hingga saat ini.
Yordania dan Pengakuan yang Dihadirkan oleh Liga Arab
Yordania, yang saat itu dikenal sebagai Kerajaan Transjordan, ikut mendukung kemerdekaan Indonesia melalui keputusan Liga Arab pada 18 November 1946. Keputusan tersebut disambut positif oleh Indonesia dan dipandang sebagai pengakuan penting.
Namun, hubungan diplomatik resmi dengan Yordania baru terjalin pada tahun 1950. Penunjukan Duta Besar bagi Yordania menunjukkan landasan untuk hubungan bilateral yang lebih kuat di masa depan.
Turki dan Dukungan yang Tak Terlupakan
Turki mencatatkan pengakuan terhadap Indonesia pada 29 Desember 1949, meskipun dalam situasi yang penuh tantangan. Meskipun menghadapi tekanan dari Belanda, Turki tetap memberikan dukungan resmi terhadap kemerdekaan Indonesia.
Dengan dibukanya kedutaan besar Turki di Jakarta pada tahun 1957, hubungan antara kedua negara semakin solid dan terus berkembang hingga kini. Ini menandakan bahwa solidaritas dalam perjuangan kemerdekaan bukan sekadar kata-kata, tetapi juga diwujudkan dalam berbagai kebijakan dan kerjasama.