Saat melakukan perjalanan ke luar negeri, waktu tempuh yang lama seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang. Banyak penumpang yang mencari cara untuk mengatasi kelelahan dan mendapatkan istirahat selama penerbangan, tetapi pilihan mereka ternyata bisa berbahaya.
Pakar kesehatan menekankan, ada beberapa kebiasaan yang sebaiknya dihindari ketika berada di pesawat, termasuk penggunaan obat tidur sebelum terbang. Meskipun terlihat menarik, meminum pil tidur cenderung memiliki risiko yang tidak boleh diabaikan.
Penggunaan pil tidur sambil terbang bisa berakibat fatal. Faktanya, banyak orang menyangka bahwa mereka akan terbangun segar setelah perjalanan, tetapi hal ini seringkali tidak terbukti benar.
Risiko Kesehatan yang Terkait dengan Pil Tidur di Pesawat
Pakar kesehatan memperingatkan bahwa meminum pil tidur saat terbang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu risiko terbesar adalah gangguan aliran darah, terutama saat penumpang mengalami imobilitas dalam waktu lama.
Ketika tubuh dalam keadaan sedasi, pergerakan fisik menjadi terbatas. Imobilitas ini meningkatkan peluang terjadinya trombosis vena dalam, suatu kondisi serius yang dapat mengancam jiwa.
Di dalam kabin pesawat, kondisi udara yang kering juga berkontribusi terhadap dehidrasi. Sebagai akibatnya, darah bisa lebih kental, membuat kombinasi dari obat tidur dan keadaan kabin menjadi situasi berbahaya.
Pengaruh Ketinggian Terhadap Efektivitas Obat Tidur
Tekanan kabin pesawat yang rendah dapat memperburuk efek pil tidur, mengingat kadar oksigen yang tersedia tidak seoptimal di darat. Hal ini membuat penumpang lebih cenderung mengalami kebingungan dan kantuk yang berlebihan.
Selain itu, dosis ringan yang mungkin aman di permukaan bumi bisa jadi sangat berbahaya pada ketinggian. Banyak penumpang tidak menyadari hal ini dan tetap mengandalkan obat tidur untuk membawa mereka ke alam mimpi.
Alih-alih mendapatkan istirahat yang berkualitas, penumpang dapat tiba di tujuan dengan perasaan lelah dan bingung, yang hanya memperburuk masalah jet lag.
Kesiapan Fisik untuk Melakukan Perjalanan Jauh
Sebelum melakukan perjalanan panjang, penting untuk mempersiapkan tubuh dengan baik. Menghindari obat tidur bisa menjadi langkah bijak, dan ada banyak alternatif lain untuk menciptakan suasana nyaman saat terbang.
Dari teknik relaksasi hingga pilihan makanan yang tepat, ada banyak cara untuk membantu tubuh beradaptasi dengan perjalanan. Hal ini jauh lebih baik daripada mengandalkan pil tiduran yang berisiko menyusahkan kesehatan.
Untuk para pelancong yang berusia lanjut atau yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti asma atau gangguan sirkulasi, sebaiknya benar-benar menghindari penggunaan obat tidur. Konsekuensi dari penggunaan sedatif dalam pesawat dapat berlipat ganda pada kondisi kesehatan yang sudah ada.