Bank Indonesia (BI) menunjukkan harapan yang optimis terhadap nilai tukar rupiah, terutama dalam konteks yang penuh tantangan. Setelah gelombang demonstrasi yang terjadi pada akhir Agustus 2025, nilai tukar rupiah diharapkan dapat menguat ke angka 16.300 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada akhir pekan lalu, tepatnya Jumat sore, 29 Agustus 2025, rupiah mengalami penurunan. Kinerja mata uang ini ditutup melemah 147 poin atau 0,90% di level 16.500 per dolar AS, dari sebelumnya yang berada di 16.353 per dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa meskipun terjadi fluktuasi, nilai tukar rupiah tetap stabil di sekitar 16.400 per dolar AS. Dia menegaskan pentingnya upaya untuk menjaga stabilitas dan melakukan intervensi di pasar keuangan.
Usaha Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa meskipun rupiah sempat melorot ke angka 16.560, pihaknya berhasil menstabilkannya kembali. “Kami berusaha menjaga agar nilai tukar lebih baik, menargetkan ke level yang lebih rendah yaitu Rp 16.300,” ujarnya.
Strategi yang diterapkan oleh BI mencakup peningkatan likuiditas di pasar. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kondisi pasar keuangan dapat berjalan dengan baik dan mendukung stabilitas nasional.
Ketahanan sistem keuangan menjadi prioritas dalam koordinasi antara BI, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan. Kerja sama ini penting untuk mencapai stabilitas moneter yang berkelanjutan.
Kondisi Eksternal dan Dampaknya terhadap Rupiah
Perry juga menjelaskan bahwa ketahanan eksternal Indonesia berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Meskipun ada tekanan dari faktor-faktor global, BI berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar.
Dengan adanya ketahanan Eksternal yang solid, BI optimis bahwa nilai tukar rupiah dapat menguat di masa yang akan datang. Keberhasilan ini mencerminkan upaya konsisten dalam pengelolaan ekonomi makro.
Investasi asing yang masuk ke Indonesia juga menjadi indikasi positif terhadap stabilitas mata uang. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia meski tengah menghadapi tantangan.
Pentingnya Partisipasi Publik dalam Stabilitas Ekonomi
Masyarakat juga diharapkan berperan aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi. Kesadaran akan peran penting menjaga nilai tukar dapat membantu menciptakan lingkungan ekonomi yang sehat.
Partisipasi publik dalam kegiatan ekonomi, baik melalui konsumsi maupun investasi, dapat menambah daya saing rupiah. Tindakan kolektif ini berdampak langsung pada perekonomian nasional.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk memahami dinamika pasar global. Edukasi tentang nilai tukar dan investasi mampu meningkatkan pengetahuan, sehingga masyarakat dapat berkontribusi secara konstruktif.