Buah sukun merupakan salah satu kaya nutrisi yang kembali mencuri perhatian banyak orang. Terutama setelah para pemengaruh di media sosial menunjukkan betapa lezatnya mengonsumsinya dalam keadaan mentah.
Tradisionalnya, sukun lebih sering diolah menjadi berbagai hidangan seperti gorengan atau makanan kukus. Namun, fenomena baru ini menciptakan tren yang menarik dan mengajak orang untuk menjelajahi kembali keunikan rasa buah ini.
Meskipun tingginya popularitas, banyak orang tidak menyadari bahwa sukun memiliki sejarah panjang yang menyentuh berbagai aspek kehidupan. Dari sebagai panganan rakyat hingga menjadi komoditas penting dalam perdagangan global, sukun memiliki banyak cerita untuk diceritakan.
Menyelami Sejarah dan Budaya Buah Sukun di Indonesia
Sejak zaman kuno, sukun telah menjadi salah satu buah lokal yang bisa ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Bukti pemanfaatan sukun bisa dilihat dalam relief di Candi Borobudur yang berasal dari abad ke-8 Masehi.
Dalam konteks sejarah tersebut, sukun bukan hanya sekadar buah, tetapi juga menjadi simbol ketahanan dan kearifan lokal. Masyarakat Indonesia saat itu sangat mengandalkan sukun sebagai salah satu sumber makanan utama.
Selain itu, tradisi mengolah sukun telah menjadi warisan turun-temurun yang menjadi bagian penting dalam budaya kuliner. Makanan yang berbahan dasar sukun sering kali dihidangkan dalam berbagai acara dan perayaan.
Dari Tropis ke Seluruh Dunia: Perjalanan Sukun Melintasi Benua
Perjalanan sukun dari Indonesia ke penjuru dunia dimulai ketika penjelajah Eropa mulai menjajaki lautan di abad ke-15. Mereka menemukan sukun sebagai buah yang sangat menjanjikan, kaya gizi, dan mudah diolah.
William Dampier, seorang penjelajah Inggris, mencatat penemuan sukun di Guam pada tahun 1686 dan memberi nama “breadfruit” karena rasanya yang mirip dengan roti. Catatan ini menggugah minat banyak orang Eropa untuk mencari dan mengembangkan sukun lebih jauh.
Dalam kurun waktu yang sama, peneliti Belanda Georgius Everhardus Rumphius pun menuliskan tentang sukun dalam buku karyanya, menegaskan potensi luar biasa buah ini dalam menghadapi kelaparan.
Manfaat Kesehatan yang Tersembunyi di Balik Buah Sukun
Suku merupakan sumber nutrisi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Buah ini mengandung vitamin C, kalium, dan magnesium, yang dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu, sukun juga tinggi kandungan serat, sehingga dapat mendukung pencernaan dan mencegah berbagai penyakit. Kehadiran nutrisi ini membuat sukun layak dijuluki sebagai “superfood.”
Dengan semua manfaat kesehatan yang ditawarkan, sukun tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga solusi potensial untuk masalah gizi di beberapa daerah, baik di Indonesia maupun dunia.
Tren Makan Sukun Mentah dan Penerimaan Masyarakat
Tren baru menyantap sukun mentah yang saat ini berkembang membuat banyak orang bertanya-tanya tentang keamanannya. Rasa lembut dan creamy dari sukun matang menjadi daya tarik tersendiri bagi yang ingin mencoba.
Meskipun belum ada penelitian resmi yang menyatakan bahwa mengonsumsi sukun mentah itu berbahaya, banyak orang tetap disarankan untuk mengolahnya terlebih dahulu. Hal ini karena getah sukun dapat menyebabkan iritasi jika tidak mengolahnya dengan baik.
Dengan meningkatnya minat terhadap sukun mentah, diharapkan masyarakat akan lebih mengenal buah ini dan meningkatkan konsumsi serta popularitasnya di pasar.














