Berdasarkan data terbaru, harga emas di pasar internasional mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini terjadi pada 30 Juli 2026, setelah bank sentral Amerika Serikat tetap mempertahankan suku bunga acuan mereka pada pertemuan terakhir. Keputusan ini berimbas pada ekspektasi yang berkaitan dengan kebijakan moneter ke depan.
Pasar melihat dampak dari kebijakan suku bunga tersebut. Pelaku pasar mulai mengantisipasi kemungkinan penundaan pemangkasan suku bunga yang bisa terjadi hingga akhir tahun, mengingat data ekonomi yang menunjukkan kekuatan yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, harga emas spot tercatat turun 0,7%, mencapai USD 3.301,82 per ounce. Sementara itu, harga emas berjangka juga terseok-seok, mengalamai penurunan sebesar 0,9% menjadi USD 3.352,3.
Peran Bank Sentral dalam Menentukan Kebijakan Ekonomi
Bank sentral AS, yaitu Federal Reserve, mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25%-4,5%. Keputusan ini diambil di tengah tekanan politik yang meminta penurunan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menekankan bahwa belum ada keputusan final yang diambil untuk bulan September. Pada konferensi pers, ia menyatakan pentingnya menunggu dan melihat bagaimana dampak dari kebijakan yang ada sebelum melakukan perubahan lebih lanjut.
Berbagai analisis ekonomi menunjukkan bahwa posisi suku bunga yang tinggi dapat memberikan dampak negatif bagi harga emas. Hal ini karena emas dikenal sebagai instrumen investasi yang lebih menarik selama periode suku bunga rendah.
Dampak Data Ekonomi terhadap Prediksi Kebijakan Moneter
Data ketenagakerjaan yang baru dirilis menunjukkan adanya peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor swasta. Penambahan ini lebih tinggi dari yang diperkirakan, meskipun masih terdapat indikasi bahwa pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
Alhasil, laporan dari Departemen Perdagangan mengenai pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua yang tumbuh 3% menjadi berita positif. Angka ini jauh melebihi ekspektasi pasar yang mengantisipasi hanya 2,4%.
Menurut analis, kedua rilis data tersebut memberikan sinyal bahwa Federal Reserve mungkin akan terus menunda rencana pemangkasan suku bunga lebih jauh. Hal ini menciptakan ketidakpastian di pasar, yang cenderung menguntungkan aset seperti emas.
Perdagangan dan Hubungan Internasional Mempengaruhi Pasar Emas
Di sisi lain, perundingan tarif antara AS dan China menunjukkan hasil yang konstruktif. Kedua negara sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata tarif selama 90 hari setelah dua hari perundingan yang intensif.
Ketersediaan berita baik di bidang perdagangan ini membantu meredakan ketegangan di pasar. Namun, masih ada kekhawatiran tentang bagaimana kebijakan perdagangan ini dapat memengaruhi ekonomi global dalam jangka panjang.
Selain emas, komoditas lainnya juga mengalami fluktuasi harga. Misalnya, harga perak turun 1,6%, sementara platinum dan paladium juga mengalami penurunan harga signifikan.