Fasilitas regasifikasi Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Nusantara Regas Satu berperan penting dalam memastikan keberlanjutan pasokan energi nasional. Dengan pengoperasian oleh PT Nusantara Regas, fasilitas ini berkomitmen menjaga keandalan operasional pembangkit listrik yang menggunakan energi bersih.
Direktur Utama PT Nusantara Regas, Mohd. Iskandar Mirza, menjelaskan bahwa fasilitas FSRU Nusantara Regas Satu telah menerima kargo LNG ke-30 pada tahun 2025. Proses pemindahan LNG dilakukan secara ship-to-ship (STS) dari kapal LNG Prima Concord dengan volume LNG mencapai 130 ribu m³, yang diperoleh dari Kilang LNG Tangguh.
Iskandar menambahkan, “Dengan penerimaan kargo LNG ke-30 ini, Nusantara Regas terus menjaga kontinuitas suplai energi ke kawasan.” Gas yang dihasilkan dari proses regasifikasi akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan energi primer di pembangkit listrik PLN, termasuk PLTGU Muara Karang, Tanjung Priok, dan Muara Tawar.
Untuk periode Januari hingga September 2025, Nusantara Regas telah menyalurkan lebih dari 82 juta MMBTU gas. Rata-rata distribusi gas mencapai 9,2 juta MMBTU per bulan atau sekitar 305 BBTUD, yang menunjukkan komitmen NR dalam mendukung keberlanjutan pasokan energi bersih bagi sektor kelistrikan.
Iskandar juga mencatat bahwa tren kebutuhan LNG yang terus meningkat untuk sektor kelistrikan dan industri di Jawa Barat menjadi tantangan bagi alokasi penyediaan energi. Namun, fasilitas Nusantara Regas selalu siap untuk menerima LNG guna memenuhi defisit gas yang ada.
Pentingnya Fasilitas FSRU dalam Sistem Energi Nasional
Fasilitas FSRU menjadi salah satu solusi kunci dalam mengatasi permintaan energi nasional yang terus meningkat. Dengan fleksibilitas operasional, fasilitas ini dapat dengan cepat menukar kargo LNG untuk mengamankan pasokan gas.
Keberadaan FSRU tidak hanya mendukung pembangkit listrik, tetapi juga berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengalihkan energi dari sumber fosil yang lebih bersih.
Damai dan ketenangan yang dirasakan masyarakat sekitar juga ikut terjaga berkat keberadaan fasilitas FSRU. Pembangunannya dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan supaya tidak merugikan ekosistem lokal.
Proses Pemindahan LNG dan Keunggulannya
Proses pemindahan LNG menggunakan metode ship-to-ship (STS) memberikan keuntungan tersendiri bagi efisiensi operasional. Metode ini memungkinkan pemindahan LNG antara kapal tanpa harus memasukkan gas ke terminal darat.
Keamanan dan keandalan menjadi prioritas utama dalam setiap operasi pemindahan LNG. Berbagai prosedur dan teknologi canggih diterapkan untuk memastikan tidak ada kebocoran yang dapat merusak lingkungan.
Fasilitas ini juga memberikan manfaat dari segi biayanya, dengan penghematan yang signifikan dibandingkan metode tradisional. Dengan begitu, penggunaan LNG menjadi lebih terjangkau bagi sektor industri dan rumah tangga.
Kendala dan Tantangan dalam Penyediaan Gas
Kendala dalam penyediaan gas sering kali muncul dari fluktuasi pasar internasional. Harga LNG yang tidak stabil dapat memengaruhi pasokan dan distribusi energi.
Iskandar menjelaskan bahwa peningkatan kebutuhan LNG bukan hanya menjadi tantangan, tetapi juga peluang untuk meningkatkan efisiensi. Setiap tantangan yang muncul akan dimanfaatkan sebagai pemacu untuk inovasi dalam pengelolaan sumber energi.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar, kolaborasi dengan pemangku kepentingan merupakan langkah yang tidak bisa diabaikan. Kerjasama lintas institusi dinilai krusial untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.