Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa baru-baru ini menimbulkan perhatian masyarakat dengan ancaman tegas kepada petugas Bea dan Cukai terkait perilaku mereka di luar jam kerja. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa tindakan tambun ini bisa berujung pada pemecatan bagi mereka yang tidak mematuhi etika kerja.
Beliau menegaskan pentingnya integritas dan disiplin dalam pelayanan publik yang menjadi tanggung jawab kementerian. Tindakan semacam ini, jika tidak ditindaklanjuti, bisa menurunkan kredibilitas lembaga pemerintah di mata masyarakat.
Purbaya dengan tegas mengungkapkan bahwa laporan terkait perilaku petugas Bea Cukai yang sering menghabiskan waktu di coffee shop patut menjadi perhatian serius. Kejadian ini menunjukkan bagaimana perilaku individu dapat berdampak pada reputasi institusi dan memicu ketidakpuasan langsung dari masyarakat.
Pemberian Layanan Pengaduan bagi Masyarakat dan Tindak Lanjut
Sebagai langkah positif, Purbaya mengaktifkan layanan pengaduan berbasis WhatsApp yang dinamakan “Lapor Pak Purbaya” untuk menerima laporan dari masyarakat. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi publik dalam menjaga akuntabilitas petugas Bea Cukai dan pajak.
Dalam waktu singkat, ia telah menerima sejumlah laporan, termasuk dari seorang whistleblower mengenai petugas yang diduga tidak disiplin. Menariknya, Purbaya sendiri membaca laporan-laporan tersebut dan berkomitmen untuk menindaklanjutinya.
Respons cepatnya terhadap laporan-laporan tersebut menunjukkan keseriusannya dalam menegakkan disiplin. Ini merupakan upaya konkret untuk mendorong transparansi dan integritas di lingkungan kementerian.
Detail Kasus Petugas yang Nongkrong di Coffee Shop
Dalam laporan yang diterima, didapat informasi bahwa seorang pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sering terlihat di coffee shop dengan mengenakan seragam resmi. Hal ini tentunya menambah keprihatinan mengenai citra petugas bea cukai di publik.
Informasi tersebut mencakup rincian mengenai aktivitas yang dilakukan petugas saat nongkrong, seperti diskusi bisnis yang seharusnya tidak dilakukan di tempat umum. Sang pelapor bahkan merasa risih dengan kebisingan yang ditimbulkan oleh petugas tersebut.
Purbaya kemudian menegaskan bahwa situasi semacam ini tidak dapat dibiarkan. Ia menegur para pegawai untuk lebih menghormati tanggung jawab yang diemban.
Pentingnya Disiplin dan Etika Dalam Perilaku Pelayanan Publik
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa tindakan individu bisa memiliki konsekuensi besar bagi institusi. Purbaya menekankan bahwa sangat penting bagi pegawai untuk menjaga etika dan disiplin agar tidak mencederai nama baik kementerian.
Pola perilaku yang tidak profesional harus diatasi agar pelayanan publik tidak terganggu. Mau tidak mau, ini berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan.
Dalam konteks ini, penegakan disiplin menjadi lebih dari sekedar hukum; ini adalah masalah moral yang harus diperhatikan setiap pegawai. Dengan menjaga sikap profesional, mereka juga menjaga reputasi lembaga.