Melewatkan waktu makan adalah kebiasaan yang sering dianggap sepele, baik karena kesibukan, lupa, atau untuk menjaga berat badan. Namun, para pakar gizi memperingatkan bahwa tindakan ini dapat mendatangkan sejumlah masalah serius bagi kesehatan fisik dan mental kita.
Christy Harrison, seorang ahli gizi, menyatakan bahwa tidak ada manfaat yang seimbang dari kebiasaan melewatkan makan. Sebaliknya, risiko yang ditimbulkannya justru berbahaya bagi kesehatan tubuh dan pikiran.
Berikut ini adalah beberapa risiko kesehatan yang mungkin muncul ketika seseorang terlalu sering melewatkan waktu makan, berdasarkan penelitian terbaru.
Risiko Kesehatan Mental Akibat Melewatkan Makan Secara Teratur
Dengan tidak memberikan asupan makanan yang cukup, kadar gula darah dapat menurun drastis. Kondisi ini menyebabkan pelepasan hormon kortisol yang berfungsi sebagai respons terhadap stres, dan dapat mengganggu suasana hati.
Peningkatan kadar kortisol juga menandakan bahwa tubuh kita dalam keadaan tegang. Hal ini dapat meningkatkan kecemasan, membuat seseorang mudah cemas, gelisah, bahkan rentan terhadap depresi.
Penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan memiliki hubungan yang erat dengan risiko depresi dan kecemasan, terutama di kalangan remaja. Dengan demikian, kebiasaan ini tidak berpengaruh hanya pada kesehatan fisik tetapi juga pada kesehatan mental secara keseluruhan.
Otak kita memerlukan glukosa sebagai sumber energi utama untuk berfungsi dengan baik. Ketika kita melewatkan waktu makan, pasokan glukosa menjadi terbatas, sehingga otak sulit bekerja secara optimal.
Akibat dari keadaan ini sering kali menimbulkan rasa lemas, kesulitan berkonsentrasi, dan kekurangan energi. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat menurunkan produktivitas kita dan memengaruhi interaksi sosial sehari-hari.
Perubahan Pola Makan yang Tidak Sehat dan Tidak Teratur
Saat seseorang sering melewatkan waktu makan, mekanisme tubuh yang mengatur rasa lapar dan kenyang menjadi terganggu. Hormon seperti leptin dan ghrelin berperan penting dalam proses ini, dan ketidakteraturan makan dapat menyebabkan sistem ini tidak berfungsi dengan baik.
Kondisi ini dapat mengakibatkan hilangnya kepekaan terhadap rasa kenyang. Tanpa disadari, seseorang mungkin akan makan dalam jumlah berlebihan di waktu lain untuk meng弁atasi rasa lapar yang tertahan.
Di sisi lain, melewatkan waktu makan juga dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak peka terhadap sinyal lapar yang sehat. Hal ini dapat menciptakan pola makan yang tidak teratur dalam jangka panjang yang berisiko untuk kesehatan fisik.
Pola makan yang tidak teratur juga dapat mendorong dorongan untuk makan berlebihan. Ketika kadar gula darah rendah, tubuh berusaha mencari sumber energi dengan menginginkan makanan yang tinggi gula dan karbohidrat.
Karena itu, sering kali seseorang terjebak dalam siklus makan berlebihan yang menghasilkan kalori lebih dari yang seharusnya. Banyak orang percaya bahwa melewatkan waktu makan dapat membantu dalam menurunkan berat badan, padahal penelitian menunjukkan hal yang tepat sebaliknya.
Dampak Jangka Panjang dari Kebiasaan Melewatkan Makan
Setiap kali kita melewatkan waktu makan, kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan nutrisi penting dari makanan. Ini termasuk vitamin, mineral, protein, dan serat yang sangat dibutuhkan tubuh.
Ketika akhirnya mengonsumsi makanan, sering kali yang dipilih adalah camilan manis atau karbohidrat sederhana. Tubuh akan mendapatkan energi instan tetapi tidak mendapatkan kesehatan yang ideal, sehingga dapat berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang.
Tak hanya itu, pola makan yang sering berubah-ubah juga bisa meningkatkan risiko gangguan pencernaan. Ditandai dengan masalah seperti mual, sakit perut, atau bahkan diare, yang muncul akibat ketidakstabilan sistem pencernaan.
Sebaliknya, beberapa orang mungkin mengalami sembelit ketika pola makan tidak teratur. Ini semakin diperburuk apabila mereka mengonsumsi makanan berlebihan setelah jeda waktu makan yang panjang.
Siklus ini dapat mengganggu kenyamanan perut dan membuat proses pencernaan menjadi tidak lancar, mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Peningkatan Risiko Gangguan Makan di Masa Depan
Kebiasaan melewatkan waktu makan dalam jangka panjang dapat memengaruhi cara kita memandang makanan. Hal ini bisa menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan terhadap gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Gangguan makan ini berpotensi memiliki dampak yang sangat berbahaya. Selain merusak fisik, mereka juga dapat menghancurkan kesehatan mental dan kualitas hidup yang dimiliki seseorang.
Di tahap yang lebih lanjut, gangguan makan bahkan dapat mengancam nyawa. Oleh karena itu, penting untuk memahami betapa seriusnya efek buruk dari melewatkan waktu makan dan mengambil langkah untuk menjaga pola makan yang sehat.
Penting untuk mengubah paradigma bahwa melewatkan waktu makan adalah solusi untuk masalah berat badan. Ketika nutrisi dan kesehatan mental dijaga, produktivitas dan kualitas hidup akan meningkat secara signifikan.
Untuk menjaga kesehatan, disarankan untuk mengatur pola makan yang teratur dan seimbang agar tubuh tetap mendapatkan asupan yang dibutuhkan. Dengan demikian, kita dapat menjaga kualitas kesehatan fisik dan mental yang optimal.