Manajemen kebun binatang di Bandung telah mengambil langkah penting dengan menutup operasionalnya mulai Rabu, 6 Agustus 2025. Keputusan ini diambil di tengah situasi konflik kepengurusan yang belum menemukan penyelesaian, yang meninggalkan banyak pertanyaan mengenai nasib satwa-satwa yang tinggal di sana.
John Sumampau, ketua Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) terbaru, menjelaskan bahwa penutupan ini sebagai langkah lanjutan dari pertemuan dengan pihak Pemkot Bandung, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pertemuan pada 28 Juli tersebut fokus pada pengamanan aset daerah yang terhubung dengan lahan kebun binatang.
“Kami mulai mengelola aset ini kembali hari ini, sebagai langkah untuk menjaga keamanan dan kelestarian satwa di dalamnya,” ungkap John Sumampau. Keputusan ini diambil setelah serangkaian konflik internal yang melibatkan manajemen yang sebelumnya.
Pemanfaatan Aset untuk Kepentingan Daerah
Penutupan operasional menjadi bagian dari upaya untuk memastikan bahwa aset milik pemerintah kota tetap berada dalam kondisi terjaga. Selain itu, ini juga bertujuan mendukung proses hukum yang sedang berlangsung terkait dengan pengelolaan lahan. Keputusan ini menunjukkan komitmen pemangku kepentingan untuk mendukung penegakan hukum.
Perlu dicatat bahwa situasi memanas setelah dua petinggi manajemen lama ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penguasaan lahan. Ketegangan ini mendorong perlunya langkah tegas untuk melindungi aset dan mencegah konflik lebih lanjut.
“Penutupan ini juga mengisyaratkan ketidakpuasan terhadap pengelolaan sebelumnya, dan kami ingin memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa kami akan berupaya maksimal untuk mengelola kebun binatang ini dengan baik,” tambah John.
Keamanan Satwa Diteruskan dengan Serius
Meskipun operasional kebun binatang ditutup untuk umum, John Sumampau menegaskan bahwa satwa yang ada di dalamnya akan terus berada dalam pengawasan dan dalam kondisi yang baik. “Kesejahteraan satwa adalah prioritas utama kami, dan kami memiliki tim ahli yang siap mendampingi pengelolaan mereka,” ujarnya.
Pengawasan ketat telah diterapkan untuk memastikan bahwa satwa-satwa tersebut mendapatkan perawatan yang sesuai selama masa penutupan. Penjagaan di lokasi ditingkatkan untuk mengurangi risiko dan menjaga satwa dari ancaman eksternal.
Pihak manajemen baru juga memastikan bahwa mereka akan secara aktif berkomunikasi dengan Pemkot Bandung agar semua langkah yang diambil tetap sesuai dengan regulasi yang berlaku dan mendukung kepentingan publik.
Konflik Internal dan Harapan untuk Masa Depan
Konflik antara manajemen baru dan lama menciptakan ketegangan yang cukup tinggi. John Sumampau menghadapi tantangan besar dalam membawa perubahan yang diperlukan, terutama ketika manajemen lama masih berusaha mempertahankan kontrol atas kebun binatang tersebut. Dimulainya kembali pengelolaan setelah periode ketidakpastian ini adalah langkah yang berani.
Sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan, John mengajak semua pihak untuk duduk bersama dan mencari solusi terbaik demi kepentingan bersama. Harapannya adalah agar kebun binatang ini bisa kembali menjadi tempat edukasi dan rekreasi yang aman bagi masyarakat.
“Kami bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah konkret yang dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan kebun binatang ini,” jelas John.