Lebih dari dua juta inhaler herbal yang diproduksi oleh Hong Thai telah disita oleh pemerintah Thailand akibat pelanggaran regulasi. Penarikan ini dilakukan menyusul temuan bahwa produk tersebut gagal memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand.
Inhaler yang dikenal dengan sebutan ya-dom ini umum digunakan di Thailand, terutama untuk melegakan saluran napas dan meningkatkan kewaspadaan saat melakukan perjalanan. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa produk ini memiliki risiko kesehatan yang serius bagi penggunanya.
Pihak berwenang menemukan bahwa perusahaan telah memproduksi inhaler di lokasi-lokasi ilegal tanpa izin resmi, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai integritas produk-produk yang beredar di pasaran. Penegakan hukum di Thailand bertekad untuk mengambil langkah tegas terhadap pelanggaran semacam ini.
Tindakan Penegakan Hukum Terhadap Produsen Herbal
Pemerintah Thailand melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan melakukan penggerebekan di empat pabrik yang memproduksi dan menyimpan inhaler herbal tanpa izin. Dalam operasi tersebut, lebih dari 2,3 juta unit produk ilegal ditemukan dan disita, dengan nilai total mencapai lebih dari 100 juta baht.
Selain itu, sekitar 400.000 unit inhaler Formula 2 juga termasuk dalam barang bukti yang diamankan. Status ilegal dari pabrik-pabrik ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya melanggar peraturan tetapi juga berpotensi membahayakan konsumen.
Sekretaris Jenderal FDA, Supatra Boonserm, menjelaskan bahwa peringatan telah diberikan kepada perusahaan untuk mengurus izin yang sesuai, tetapi tidak diindahkan. Julukan Hong Thai Herbal kini menjadi sorotan karena produk-produk mereka dianggap tidak aman.
Risiko Kesehatan dari Kontaminasi Mikroba
Pada intinya, inhaler herbal yang terkontaminasi dapat mengandung bakteri, jamur, atau ragi, yang berpotensi mengiritasi tenggorokan dan hidung pengguna. Para ahli kesehatan menyuarakan keprihatinan bahwa produk tersebut dapat menjadi sumber infeksi paru-paru, terutama bagi kelompok yang rentan.
Kelompok yang paling berisiko terkena dampak negatif dari penggunaan inhaler ini mencakup individu lansia, anak-anak, serta mereka yang memiliki kondisi paru-paru bawaan atau rendahnya sistem imun. Hal ini menandakan bahwa langkah-langkah pencegahan yang ketat sangat diperlukan.
Dokter Golda Wang, seorang apoteker senior, mengungkapkan kekhawatiran bahwa mereka yang menggunakan produk terkontaminasi akan menghadapi kemungkinan bahaya kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Infeksi paru-paru dan respons alergi adalah dua risiko utama yang perlu diperhatikan.
Pentingnya Kesadaran Konsumen dan Edukasi
Di tengah situasi ini, penting bagi konsumen untuk lebih menyadari risiko dari penggunaan produk herbal yang tidak memenuhi standar. Kesadaran ini dapat membantu mencegah potensi masalah kesehatan yang lebih serius di masa mendatang.
Pendidikan tentang cara membedakan produk yang aman dari yang tidak aman merupakan langkah krusial bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, konsumen perlu proaktif dalam mencari informasi yang dapat membantu mereka membuat keputusan yang tepat.
Dengan berkembangnya pengetahuan akan pentingnya regulasi, diharapkan kejadian semacam ini tidak terulang kembali. Masyarakat perlu mengingat bahwa keselamatan mereka adalah prioritas utama dalam memilih produk yang akan digunakan.














